SENAM PAGI BERSAMA


Kegiatan rutin Senkom Mitra Polri setiap Sabtu pagi dihalaman Polresta yaitu mengikuti senam pagi bersama jajaran Kepolisian. Hal ini guna menjaga kebugaran tubuh agar para anggota dapat lebih bersemangat dalam menjalankan tugas.

Visi Misi Senkom





I. Visi dan Misi Senkom Mitra Polri

Pembinaan dan koordinasi pengamanan swakarsa bertujuan menemukan latar belakang atau bentuk permasalahan dan pemecahannya. Sebagaiamana di maksud dalam pasal 14 ayat 1 huruf F Undang-undang No 2 tahun 2002 yaitu POLRI bertugas melakukan koordinasi pengamanan dan pembinaan teknis terhadap kepolisian khusus, Penyidik Pegawai Negeri Sipil dan bentuk-bentuk Pamswakarsa. Penyuluhan dan bimbingan terhadap komunitas masyarakat akan lebih maksimal apabila di jembatani oleh tokoh masyarakat setempat yang implementasinya berupa dukungan dalam bentuk kegiatan dari setiap tokoh masyarakat terhadap komunitasnya.

Senkom Mitra Polri adalah gabungan warga masyarakat yang dengan sukarela dan sadar akan pentingnya situasi aman dan kondusif di lingkungan masing-masing pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.

Kalimantan merupakan daerah tempat kunjungan wisata baik domestik maupun manca Negara dengan karakteristik sosial dan budaya yang religius, dengan kekerabatan yang sangat kental sehingga pelaksanaan adat tertata dengan rapi, sehingga Kalimantan menjadi harapan bagi masyarakat setempat dan pendatang untuk mengais rejeki, dimana dalam pelaksanaannya masyarakat pendatang, masih ada yang belum memahami adat dan budaya Kalimantan sehingga sering terjadi kesalahpahaman dengan masyarakat adat.

Menyikapi hal tersebut di atas SENKOM selaku wadah masyarakat khususnya di Provinsi Kalimantan Selatan selain didominasi oleh tokoh masyarakat pendatang sehingga diharapakan dapat menjembatani antara masyarakat Adat dengan masyarakat pendatang yang ada di Banjarmasin. Sehingga diperlukan pembinaan baik masyarakat adat maupun masyarakat pendatang agar memahami Kamtibmas dengan tujuan sadar terhadap hukum serta adat istiadat di Banjarmasin.



a. VISI

Membantu terciptanya situasi yang kondusif , aman dan tertib dalam bermasyarakat.

b. Misi

Membantu tugas-tugas Polri dalam melindungi dan melayani masyarakat



III. Program Kerja

a. Program Kerja Jangka Pendek

i. Sosialisasi Senkom kepada tokoh masyarakat.

ii. Penyuluhan terhadap masyarakat pendatang tentang Kamtibmas

iii. Pelatihan perangkat komunikasi bagi anggota Senkom Mitra Polri Provinsi Kalimantan Selatan

iv. Membantu tugas-tugas Polri dibidang Kamtibmas

b. Program Kerja Jangka Panjang

i. Mewujudkan masyarakat sadar hukum dan berperan serta dalam Polmas

ii. Membantu tugas-tugas Polri dibidang Kamtibmas

Kecantikan menurut persepsi berbagai negara

Jepang


Di Jepang, kulit itu adalah kunci dari kecantikan. Wanita di Jepang mempunyai kulit lembut & cantik tanpa bekas, terutama di wajah mereka. Hal ini disebabkan karena wanita Jepang suka mengkonsumsi makanan & minuman yang mengandung collagen. Di Jepang, collagen sangat mudah ditemukan di supermarket, bahkan sudah banyak restaurant yang menyediakan makanan yang mengandung collagen. Tujuan mereka mengkonsumsi collagen adalah agar kulit mereka tetap halus, karena collagen adalah protein utama yang menyusun 75% area kulit dan berfungsi memberikan kekuatan dan kehalusan pada kulit.
Kulit wanita di Jepang memang halus, tapi tetap saja belum terasa lengkap tanpa rambut yang lurus, karena rambut lurus di Jepang juga dianggap cantik, dan kebanyakan rambut-rambut wanita Jepang itu memang lurus-lurus. Rambut lurus memang diibaratkan dengan gadis cantik di Jepang


Thailand


Di Burma dan Thailand, anggota dari suku kayan memulai ritual kecantikan mereka dari waktu muda. Pada saat umur 5 tahun, mereka sudah memakai gelang berbentuk melingkar di sekitar lehernya. Gelang leher tersebut terus ditambahkan seiring dengan pertumbuhan mereka, dan hal tersebut membuat leher mereka semakin panjang seperti layaknya leher jerapah. Bagi mereka, leher yang panjang dengan gelang yang bersinar adalah tanda kedudukan dan keagungan mereka. Berat gelang leher tersebut bisa mencapai 22 pounds atau sekitar 10,5 kilo.

India



Wanita di India mencampur turmeric, lemon, dan honey untuk dioleskan ke kulit mereka, pada hari-hari perayaan seperti pernikahan atau acara keluarga. Mereka selalu memakai perhiasan, dan baju yang berwarna terang serta tanda merah di dahi mereka pada saat-saat tertentu. Tanda merah di dahi mereka biasa disebut kumkum dan mereka berpikir hal tersebut membuat mereka semakin menarik.

Hampir di seluruh dunia tahu, bahwa wanita di India memiliki kulit & rambut yang indah, dan hal tersebut telah membantu para wanita di AS(Amerika) yang ingin memanjangkan rambut mereka dengan teknik catok rambut. Apa hubungannya rambut indah di India dengan para wanita di AS? Sekitar 25% rambut palsu di AS didatangkan dari hasil pengorbanan wanita-wanita di India. Para wanita di India mengorbankan rambut mereka untuk upacara keagamaan Hindu, dan mereka percaya bahwa dewa mereka sangat suka rambut. Kuil Hindu tersebut otomatis kedatangan banyak rambut, Lalu untuk apa semua rambut tersebut? ternyata rambut tersebut mereka jual ke pasaran, dan meraup keuntungan sebanyak 18 juta dollar per tahun (1 $ = Rp 10.340).seorang ahli penata rambut mengatakan bahwa kualitas yang paling bagus mutunya adalah rambut orang India.

Iran



Bagi wanita di Iran, kecantikan adalah memiliki hidung mancung yang mungil. Para wanita di Iran sangat suka dengan hidung mungil nan indah, karena para wanita di Iran biasanya memakai pakaian yang menutupi tubuhnya dari ujung rambut hingga kaki, kecuali wajah. Tapi Pertanyaannya “Apakah semua orang memiliki hidung cantik & mungil?” jawabannya ”Tidak”. Sesungguhnya kebanyakan wanita di Iran memiliki hidung yang besar, dan oleh karena itu, mereka rela melakukan segala cara untuk memperbaiki hidung mereka. Biasanya mereka melakukan operasi untuk memperindah hidung mereka, dan karena itu, negara Iran menjadi negara dengan jumlah operasi hidung terbanyak di dunia. Ternyata selain untuk kecantikan, operasi mereka juga menentukan status atau kedudukan, dan biasanya mereka memakai semacam plester di hidung mereka sebagai tanda bahwa hidung mereka telah dioperasi. Lucunya, banyak wanita di Iran yang memakai plester hidung walaupun mereka tidak melakukan operasi.

Brazil



Brazil adalah negara pengkonsumsi pil diet terbesar di dunia, karena para wanita di Brazil ingin mempunyai tubuh yang langsing. Selain memakan pil diet, para wanita brazil juga suka fitness & melakukan operasi. Seperti halnya wanita-wanita di Iran yang suka melakukan operasi hidung, wanita-wanita di Brazil juga sering melakukan operasi plastik. Operasi plastik di Brazil adalah operasi plastik terbanyak di dunia, sampai-sampai banyak majalah di Brazil yang khusus membahas tentang operasi plastik. Operasi dan kecantikan memang sangat penting di Brazil dan anehnya, anda bisa melakukan operasi di Brazil dengan mencicil/kredit, Jadi anda tidak akan terkejut orang miskin juga bisa operasi di Brazil. Para wanita Brazil menghabiskan 3/4 gajinya hanya untuk perawatan kecantikan.

Indonesia



Rahasia Kecantikan di Indonesia adalah langsing. Di Indonesia terdapat metode melangsingkan badan pasca hamil dengan memakai stagen. Stagen dililitkan di tubuh, untuk menekan perut dan pinggang yang besar setelah hamil. Memakai stagen membuat sang pemakai sedikit merasa sakit, karena tekanan yang diberikan stagen cukup keras.

Ethiopia



Di Ethiopia, cantik itu adalah bekas luka cakar. Luka bekas di Ethiopia bukanlah luka yang tidak disengaja, justru mereka sengaja membuatnya sendiri dengan cara menyayat perut mereka. Mereka berpendapat bahwa luka tersebut dapat memuaskan lelaki, dan semakin banyak luka, maka semakin cantik. Biasanya luka cakar tersebut dibuat sejak mereka masih kanak-kanak.

France



Di Paris, cantik adalah langsing, anggun, cantik, dan berkelas. Di Paris, para wanita menghabiskan banyak waktunya untuk perawatan kecantikan. Karena wanita Paris langsing-langsing, mereka hanya menyediakan baju dengan ukuran 12 untuk wanita. Anehnya, menurut mereka, umur 60 tahun adalah saat wanita Paris paling cantik.

Mauritania


Hampir di semua negara menganggap cantik itu ibarat dengan langsing , tapi di negara bagian Afrika barat, Big is Beautifull. Mauritania negara berpasir yang terletak di sebelah barat laut Afrika. Arti kecantikan sangat berlawanan di Mauritania, dimana besar itu lebih baik(Sexy) dari pada langsing.

Semakin Besar(Gendut) seorang wanita, maka semakin banyak pria yang suka, jika semakin langsing maka semakin tidak laku. Mendengar hal tersebut, berbahagialah si Oprah, dan seluruh wanita di dunia yang kelebihan bobot. Karena semakin gendut, semakin banyak yang suka, maka sejak kecil anak-anak perempuan mereka diberi makan-makanan, dan susu onta yang berlemak tinggi secara berlebih.

Karena berlebihan, anak-anak tersebut muntah, tapi malah diberi lebih banyak lagi. Makanya tidak heran, makanan di sana mengandung banyak lemak dan tak ada yang menjual makanan diet atau pil diet di Mauritania. Lucunya, pria di Mauritania haruslah kurus atau langsing

10 Kesalahan dalam Mendidik Anak

Anak adalah amanah bagi kedua orang tuanya. Maka, kita sebagai orang tua bertanggung jawab terhadap amanah ini. Tidak sedikit kesalahan dan kelalaian dalam mendidik anak telah menjadi fenomena yang nyata. Sungguh merupakan malapetaka besar ; dan termasuk menghianati amanah Allah.Adapun rumah, adalah sekolah pertama bagi anak. Kumpulan dari beberapa rumah itu akan membentuk sebuah bangunan masyarakat. Bagi seorang anak, sebelum mendapatkan pendidikan di sekolah dan masyarakat, ia akan mendapatkan pendidikan di rumah dan keluarganya. Ia merupakan prototype kedua orang tuanya dalam berinteraksi sosial. Oleh karena itu, disinilah peran dan tanggung jawab orang tua, dituntut untuk tidak lalai dalam mendidik anak-anak.


 BAHAYA LALAI DALAM MENDIDIK ANAK
Orang tua memiliki hak yang wajib dilaksanakan oleh anak-anaknya. Demikian pula anak, juga mempunyai hak yang wajib dipikul oleh kedua orang tuanya. Disamping Allah memerintahkan kita untuk berbakti kepada kedua orang tua. Allah juga memerintahkan kita untuk berbuat baik (ihsan) kepada anak-anak serta bersungguh-sungguh dalam mendidiknya. Demikian ini termasuk bagian dari menunaikan amanah Allah. Sebaliknya, melalaikan hak-hak mereka termasuk perbuatan khianat terhadap amanah Allah. Banyak nash-nash syar’i yang mengisyaratkannya. Allah berfirman.
“Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya” [An-Nisa : 58]
“Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhamamd) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui” [Al-Anfal : 27]
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Setiap kalian adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung jawaban terhadap yang dipimpin. Maka, seorang imam adalah pemimpin dan bertanggung jawab terhadap yang dipimpinnya. Seorang suami adalah pemimpin bagi keluarganya dan bertanggung jawab terhadap yang dipimpinnya” [Hadits Riwayat Al-Bukhari]
“Artinya : Barangsiapa diberi amanah oleh Allah untuk memimpin lalu ia mati (sedangkan pada) hari kematiannya dalam keadaan mengkhianati amanahnya itu, niscaya Allah mengharamkan sorga bagianya” [Hadits Riwayat Al-Bukhari]
SEPULUH KESALAHAN DALAM MEDIDIK ANAK
Meskipun banyak orang tua yang mengetahui, bahwa mendidik anak merupakan tanggung jawab yang besar, tetapi masih banyak orang tua yang lalai dan menganggap remeh masalah ini. Sehingga mengabaikan masalah pendidikan anak ini, sedikitpun tidak menaruh perhatian terhadap perkembangan anak-anaknya.
Baru kemudian, ketika anak-anak berbuat durhaka, melawan orang tua, atau menyimpang dari aturan agama dan tatanan sosial, banyak orang tua mulai kebakaran jenggot atau justru menyalahkan anaknya. Tragisnya, banyak yang tidak sadar, bahwa sebenarnya orang tuanyalah yang menjadi penyebab utama munculnya sikap durhaka itu.
Lalai atau salah dalam mendidik anak itu bermacam-macam bentuknya ; yang tanpa kita sadari memberi andil munculnya sikap durhaka kepada orang tua, maupun kenakalan remaja.
Berikut ini sepuluh bentuk kesalahan yang sering dilakukan oleh orang tua dalam mendidik anak-anaknya.

[1]. Menumbuhkan Rasa Takut Dan Minder Pada Anak
Kadang, ketika anak menangis, kita menakut-nakuti mereka agar berhenti menangis. Kita takuti mereka dengan gambaran hantu, jin, suara angin dan lain-lain. Dampaknya, anak akan tumbuh menjadi seorang penakut : Takut pada bayangannya sendiri, takut pada sesuatu yang sebenarnya tidak perlu ditakuti. Misalnya takut ke kamar mandi sendiri, takut tidur sendiri karena seringnya mendengar cerita-cerita tentang hantu, jin dan lain-lain.
Dan yang paling parah tanpa disadari, kita telah menanamkan rasa takut kepada dirinya sendiri. Atau misalnya, kita khawatir ketika mereka jatuh dan ada darah di wajahnya, tangan atau lututnya. Padahal semestinya, kita bersikap tenang dan menampakkan senyuman menghadapi ketakutan anak tersebut. Bukannya justru menakut-nakutinya, menampar wajahnya, atau memarahinya serta membesar-besarkan masalah. Akibatnya, anak-anak semakin keras tangisnya, dan akan terbiasa menjadi takut apabila melihat darah atau merasa sakit.

[2]. Mendidiknya Menjadi Sombong, Panjang Lidah, Congkak Terhadap Orang Lain. Dan Itu Dianggap Sebagai Sikap Pemberani.
Kesalahan ini merupakan kebalikan point pertama. Yang benar ialah bersikap tengah-tengah, tidak berlebihan dan tidak dikurang-kurangi. Berani tidak harus dengan bersikap sombong atau congkak kepada orang lain. Tetapi, sikap berani yang selaras tempatnya dan rasa takut apabila memang sesuatu itu harus ditakuti. Misalnya : takut berbohong, karena ia tahu, jika Allah tidak suka kepada anak yang suka berbohong, atau rasa takut kepada binatang buas yang membahayakan. Kita didik anak kita untuk berani dan tidak takut dalam mengamalkan kebenaran.

[3]. Membiasakan Anak-Anak Hidup Berfoya-foya, Bermewah-mewah Dan Sombong.
Dengan kebiasaan ini, sang anak bisa tumbuh menjadi anak yang suka kemewahan, suka bersenang-senang. Hanya mementingkan dirinya sendiri, tidak peduli terhadap keadaan orang lain. Mendidik anak seperti ini dapat merusak fitrah, membunuh sikap istiqomah dalam bersikap zuhud di dunia, membinasakah muru’ah (harga diri) dan kebenaran.

[4]. Selalu Memenuhi Permintaan Anak
Sebagian orang tua ada yang selalu memberi setiap yang diinginkan anaknya, tanpa memikirkan baik dan buruknya bagi anak. Padahal, tidak setiap yang diinginkan anaknya itu bermanfaat atau sesuai dengan usia dan kebutuhannya. Misalnya si anak minta tas baru yang sedang trend, padahal baru sebulan yang lalu orang tua membelikannya tas baru. Hal ini hanya akan menghambur-hamburkan uang. Kalau anak terbiasa terpenuhi segala permintaanya, maka mereka akan tumbuh menjadi anak yang tidak peduli pada nilai uang dan beratnya mencari nafkah. Serta mereka akan menjadi orang yang tidak bisa membelanjakan uangnya dengan baik.

[5]. Selalu Memenuhi Permintaan Anak
Ketika Menangis, Terutama Anak Yang Masih Kecil.
Sering terjadi, anak kita yang masih kecil minta sesuatu. Jika kita menolaknya karena suatu alasan, ia akan memaksa atau mengeluarkan senjatanya, yaitu menangis. Akhirnya, orang tua akan segera memenuhi permintaannya karena kasihan atau agar anak segera berhenti menangis. Hal ini dapat menyebabkan sang anak menjadi lemah, cengeng dan tidak punya jati diri.

[6]. Terlalu Keras Dan Kaku Dalam Menghadapi Mereka, Melebihi Batas Kewajaran.
Misalnya dengan memukul mereka hingga memar, memarahinya dengan bentakan dan cacian, ataupun dengan cara-cara keras lainnya. Ini kadang terjadi ketika sang anak sengaja berbuat salah. Padahal ia (mungkin) baru sekali melakukannya.

[7]. Terlalu Pelit Pada Anak-Anak, Melebihi Batas Kewajaran
Ada juga orang tua yang terlalu pelit kepada anak-anaknya, hingga anak-anaknya merasa kurang terpenuhi kebutuhannya. Pada akhirnya mendorong anak-anak itu untuk mencari uang sendiri dengan bebagai cara. Misalnya : dengan mencuri, meminta-minta pada orang lain, atau dengan cara lain. Yang lebih parah lagi, ada orang tua yang tega menitipkan anaknya ke panti asuhan untuk mengurangi beban dirinya. Bahkan, ada pula yang tega menjual anaknya, karena merasa tidak mampu membiayai hidup. Naa’udzubillah mindzalik

[8]. Tidak Mengasihi Dan Menyayangi Mereka, Sehingga Membuat Mereka Mencari Kasih Sayang Diluar Rumah Hingga Menemukan Yang Dicarinya.
Fenomena demikian ini banyak terjadi. Telah menyebabkan anak-anak terjerumus ke dalam pergaulan bebas –waiyadzubillah-. Seorang anak perempuan misalnya, karena tidak mendapat perhatian dari keluarganya ia mencari perhatian dari laki-laki di luar lingkungan keluarganya. Dia merasa senang mendapatkan perhatian dari laki-laki itu, karena sering memujinya, merayu dan sebagainya. Hingga ia rela menyerahkan kehormatannya demi cinta semu.

[9]. Hanya Memperhatikan Kebutuhan Jasmaninya Saja.
Banyak orang tua yang mengira, bahwa mereka telah memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Banyak orang tua merasa telah memberikan pendidikan yang baik, makanan dan minuman yang bergizi, pakaian yang bagus dan sekolah yang berkualitas. Sementara itu, tidak ada upaya untuk mendidik anak-anaknya agar beragama secara benar serta berakhlak mulia. Orang tua lupa, bahwa anak tidak cukup hanya diberi materi saja. Anak-anak juga membutuhkan perhatian dan kasih sayang. Bila kasih sayang tidak di dapatkan dirumahnya, maka ia akan mencarinya dari orang lain.

[10]. Terlalu Berprasangka Baik Kepada Anak-Anaknya
Ada sebagian orang tua yang selalu berprasangka baik kepada anak-anaknya. Menyangka, bila anak-anaknya baik-baik saja dan merasa tidak perlu ada yang dikhawatirkan, tidak pernah mengecek keadaan anak-anaknya, tidak mengenal teman dekat anaknya, atau apa saja aktifitasnya. Sangat percaya kepada anak-anaknya. Ketika tiba-tiba, mendapati anaknya terkena musibah atau gejala menyimpang, misalnya terkena narkoba, barulah orang tua tersentak kaget. Berusaha menutup-nutupinya serta segera memaafkannya. Akhirnya yang tersisa hanyalan penyesalan tak berguna.

Demikianlah sepuluh kesalahan yang sering dilakukan orang tua. Yang mungkin kita juga tidak menyadari bila telah melakukannya. Untuk itu, marilah berusaha untuk terus menerus mencari ilmu, terutama berkaitan dengan pendidikan anak, agar kita terhindar dari kesalahan-kesalahan dalam mendidik anak, yang bisa menjadi fatal akibatnya bagi masa depan mereka. Kita selalu berdo’a, semoga anak-anak kita tumbuh menjadi generasi shalih dan shalihah serta berakhlak mulia.

Peran Orang Tua dalam Mendukung Sukses Pendidikan Anak



Dan rendahkanlah dirimu terhadap kedua (orang tua) dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, ”Wahai Rabbku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku sewaktu kecil.” (QS al-Isra, 17:24)
Sehingga apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun, dia berdoa, ” Wahai Rabbku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridhai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sungguh, aku bertobat kepada-Mu dan sungguh, aku termasuk orang muslim.” (QS al-Ahqaf, 46:15)
Ayat pada surat al-Isra di atas menggambarkan betapa besarnya arti pendidikan orang tua kepada anak-anak semasa mereka kecil, hingga Allah swt mengabadikan dalam lafazh doa pada al-Quran. Sementara itu, pada surat al-Ahqaf:15 tergambar bahwa kematangan kepribadian seorang beriman tercermin dalam usaha dan permohonan kepada Allah agar kebaikan pada dirinya menjadi washilah kebaikan yang akan diperoleh anak cucunya. Oleh karenanya perhatian orang tua terhadap pendidikan anak-anak semasa kecil menjadi sebuah kewajiban dalam ajaran Islam.
Orang tua hendaknya memiliki pengetahuan dan visi yang shahih (benar) dan jelas akan arah pendidikan anak. Ayat di atas memberi bekal para orang tua agar mengarahkan pendidikan anak pada sikap bersyukur kepada Allah dan pada perbuatan-perbuatan kebajikan (’amal shalih) yang diridhai Allah. Visi ini harus melekat pada orang tua di tengah berbagai tarikan-tarikan materialisme dalam tujuan kehidupan [1].
Professor Arief Rachman mengatakan bahwa anak butuh akhlak dan watak [2]. Beliau melihat pendidikan di Indonesia secara umum hanya menekankan aspek kognitif (pikiran, akademis). Hal-hal yang sifatnya terukur saja. Sementara itu, soal akhlak dan watak serta hal lain yang tidak terukur, boleh dibilang ditelantarkan. Padahal kalau kita membaca tujuan pendidikan dalam Undang-Undang Pendidikan, kita bisa melihat bahwa tujuan pendidikan itu memuat juga kedua hal tersebut. Inilah yang menyebabkan bangsa ini sulit menjadi bangsa yang besar. Korupsi masih ada di mana-mana, sikap tidak sportif merebak di berbagai dimensi kehidupan dan sikap-sikap negatif lainnya.
Menimbang hal-hal di atas, makalah ini akan dibuka dengan sifat pendidik suskes menurut arahan Nabi Muhammad saw. Kemudian dikupas secara singkat bentuk-bentuk pelibatan orang tua dalam pendidikan anak di sekolah. Dan pada bagian akhir disampaikan kiat-kiat orang tua dalam membangun jiwa (kepribadian) anak yang merupakan bagian paling mendasar dalam pendidikan.
Sifat-sifat Pendidik Sukses dalam Pengarahan Nabi saw.
Ustadz Muhammad Ibnu Abdul Hafizh Suwaid mencatat beberapa sifat pendidik sukses sebagai berikut [3]
1. Penyabar dan tidak pemarah, karena dua sifat ini dicintai Allah swt. (h.r. Muslim dari Ibnu ’Abbas)
2. Lemah lembut (rifq) dan menghindari kekerasan.
Allah itu Maha Lemah Lembut, cinta kelemahlembutan. Diberikan kepada kelembutan apa yang tidak diberikan kepada kekerasan dan kepada selainnya (h.r. Muslim dari ’Aisyah). Tidaklah kelemahlembutan itu terdapat pada sesuatu melainkan akan membuatnya indah, dan ketiadaannya dari sesuatu akan menyebabkannya menjadi buruk. (h.r. Muslim)
3. Hatinya penuh rasa kasih sayang
Sesungguhnya setiap pohon itu berbuah. Buah hati adalah anak. Allah tidak akan menyayangi orang yang tidak sayang kepada anaknya. Demi Dzat yang jiwaku di Tangan-Nya, tidak akan masuk surga kecuali orang yang bersifat penyayang. (h.r. Ibnu Bazzar dari Ibnu ’Umar)
4. Memilih yang termudah di antara dua perkara selama tidak berdosa
Tidaklah dihadapkan kepada Rasulullah antara dua perkara melainkan akan dipilihnya perkara yang paling mudah selama hal itu tidak berdosa. (Mutafaq ‘alaih)
5. Fleksibel (layyin)
Bukanlah fleksibilitas yang berarti lemah dan kendor sama sekali, melainkan sikap fleksibel dan mudah yang tetap berada di dalam koridor syariah. Neraka itu diharamkan terhadap orang yang dekat, sederhana, fleksibel (lembut) dan mudah –qariib, hayyin, layyin, sahlin- (h.r. Al Kharaiti, Ahmad dan Thabrani)
6. Ada senjang waktu dalam memberi nasihat
Ibnu Mas’ud hanya memberi nasihat kepada para sahabat setiap hari Kamis. Maka ada seorang yang berkata kepada beliau, “Wahai Abu Abdur Rahman, alangkah baiknya jika Anda memberi nasihat kepada kami setiap hari.” Beliau menjawab, “Saya enggan begitu karena saya tidak ingin membuat kalian bosan dan saya memberi senjang waktu dalam memberikan nasihat sebagaimana Rasulullah lakukan terhadap kami dahulu, karena khawatir kami bosan.” (Muttafaq ‘alaih).
Dasar dari sifat-sifat mulia di atas adalah keshalihan orang tua. Keshalihan orang tua ini akan memiliki pengaruh positif terhadap anak-anak. Firman Allah, “Dan orang-orang yang beriman, Kami akan pertemukan keturunan mereka dengan mereka. Dan Kami sedikitpun tidak akan menyia-nyiakan amal mereka.” [QS ath-Thur, 52:21]. Mengomentari ayat ini, Ibnu ‘Abbas berkata, “Allah akan mengangkat derajat keturunan manusia bersama orang tuanya di Surga nanti walaupun kedudukannya tidak setinggi orang tuanya.”
Keikutsertaan Orang Tua dalam Pendidikan Anak di Sekolah
Beberapa peneliti mencatat bahwa keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak di sekolah berpengaruh positif pada hal-hal berikut [4].
· Membantu penumbuhan rasa percaya diri dan penghargaan pada diri sendiri
· Meningkatkan capaian prestasi akademik
· Meningkatkan hubungan orang tua-anak
· Membantu orang tua bersikap positif terhadap sekolah
· Menjadikan orang tua memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap proses pembelajaran di sekolah
Pihak sekolah dapat menyiapkan beberapa metoda untuk dapat melibatkan orang tua pada pendidikan anak, diantaranya dengan:
· Acara pertemuan guru-orang tua
· Komunikasi tertulis guru-orang tua
· Meminta orang tua memeriksa dan menandatangani PR
· Mendukung tumbuhnya forum orang tua murid yang aktif diikuti para orang tua
· Kegiatan rumah yang melibatkan orang tua dengan anak dikombinasikan dengan kunjungan guru ke rumah
· Terus membuka hubungan komunikasi (telepon, sms, e-mail, portal interaktif dll)
· Dorongan agar orang tua aktif berkomunikasi dengan anak
Diantara teori pendidikan menyebutkan sebuah paradigma tripartite (tiga pusat pendidikan), yang menempatkan sekolah, keluarga dan masyarakat sebagai tiga elemen yang tidak terpisahkan dalam proses pendidikan [5]. Dari ketiga elemen tripartite itu, keluarga merupakan fokus utama yang harus mendapat perhatian lebih, karena anak lebih banyak berada di rumah.
Cara Efektif Membangun Jiwa Anak
Sesungguhnya tugas utama pendidikan anak adalah membangun jiwa mereka agar siap menerima berbagai pelajaran dan kelak mengaplikasikan ilmu yang mereka peroleh demi kebaikan sesama. Ustadz Muhammad mengupas pengarahan Nabi Muhammad saw dalam membangun jiwa anak [6], sebagai berikut.
1. Menemani anak
Persahabatan punya pengaruh besar dalam jiwa anak. Teman adalah cermin bagi temannya yang lain. Satu sama lain saling belajar dan mengajar. Rasulullah saw berteman dengan anak-anak hampir di setiap kesempatan. Kadang-kadang menemani Ibnu ’Abbas berjalan, pada waktu lain menemani anak paman beliau, Ja’far. Juga menemani Anas. Begitulah Rasulullah berteman dengan anak-anak tanpa canggung dan tidak merasa terhina.
2. Menggembirakan hati anak
Kegembiraan punya kesan mengagumkan dalam jiwa anak. Sebagai tunas muda yang masih bersih, anak-anak menyukai kegembiraan. Bahkan orang tua merasakan kegembiraan dengan riangnya mereka. Oleh karena itu, Rasulullah saw selalu membuat anak-anak bergembira, antara lain dengan cara:
Ø Menyambut anak dengan baik
Ø Mencium dan mencandai anak
Ø Mengusap kepala mereka
Ø Menggendong dan memangku mereka
Ø Menghidangkan makanan yang baik
Ø Makan bersama mereka
3. Membangun kompetisi sehat dan memberi imbalan kepada pemenangnya
Umumnya manusia, apalagi anak-anak, suka berlomba. Rasulullah pun suka membuat anak-anak berlomba, misalnya ketika beliau membariskan Abdullah, Ubaidillah, dan anak-anak ‘Abbas lainnya, lalu bersabda, “Siapa yang mampu membalap saya, dia bakal dapat ini dan itu …” Maka mereka pun berlomba membalap Rasulullah saw sehingga berjatuhan di atas dada dan punggung beliau. Setelah itu mereka diciumi dan dipegangi oleh beliau.
4. Memberi pujian
Pujian punya pengaruh penting dalam diri anak, sebab dapat menggerakkan perasaan dan emosinya sehingga cepat memperbaiki kesalahannya. Mereka bahkan menunggu-nunggu dan mendambakan pujian.
5. Bercanda dan bersenda gurau
Canda dan senda gurau akan membantu perkembangan jiwa anak dan melahirkan potensinya yang terpendam. Rasulullah saw menyerukan, “Barangsiapa punya anak kecil hendaklah diajak bersenda gurau!” (h.r. Ibnu Asakir)
6. Membangun kepercayaan diri anak
Ini dilakukan dalam bentuk:
Ø Mendukung kekuatan ‘azzam pada anak, misalnya melatih menjaga rahasia dan membiasakan anak berpuasa
Ø Membangun kepercayaan sosial
Ø Membangun kepercayaan ilmiah
Ø Membangun kepercayaan ekonomi dan perdagangan
7. Memanggil dengan panggilan yang baik
Bermacam-macam cara Rasulullah saw memanggil anak, tujuannya untuk menarik perhatian dan membuat anak siap mendengar apa yang hendak dipesankan. Panggilan ini misalnya “nughair” atau si burung pipit, “ghulam” yang berarti anak, atau “wahai anakku”. Sementara para sahabat memanggil anak-anak dengan “wahai anak saudaraku”.
8. Memenuhi keinginan anak
Adakalanya orang tua harus memenuhi permintaan anak. Ini juga merupakan cara efektif untuk menumbuhkan emosinya dan menambat jiwanya terhadap orang tua. “Sesungguhnya barangsiapa berusaha menyenangkan hati anak keturunannya sehingga menjadi senang, Allah akan membuatnya merasa senang sehingga di akhirat ia benar-benar akan merasa senang.” (h.r. Ibnu Asakir)
9. Bimbingan terus-menerus
Anak, sebagaimana manusia lazimnya, sering salah dan lupa. Dibanding semua makhluk lain, masa anak-anak manusia adalah yang paling panjang. Ini semua kehendak Allah, agar cukup sebagai waktu untuk mempersiapkan diri menerima taklif (kewajiban memikul syariat). Orang tua harus secara telaten membimbing anak pada masa kanak-kanaknya. Ibnu Mas’ud berkata, “Biasakanlah mereka (anak-anak) dengan kebaikan, karena kebaikan itulah yang akan menjadi adat (kebiasaannya).”
10. Bertahap dalam pengajaran
Contohnya pada saat mendidik anak untuk shalat. “Perintahkan anakmu untuk shalat ketika berusia tujuh tahun dan pukullah mereka (jika enggan shalat) ketika berumur sepuluh tahun.” (h.r. Abu Dawud)
11. Imbalan dan ancaman
Cara ini tidak kalah pentingnya dalam membangun jiwa. Rasulullah saw juga menggunakan cara ini dalam pendidikan. Contohnya untuk membuat anak berbakti kepada orang tua, beliau menyebutkan besarnya pahala berbakti kepada orang tua dan besarnya ancaman begi mereka yang durhaka kepada orang tua.
Catatan Penutup
Pendidikan anak pada hakikatnya adalah tanggung jawab para orang tua. Oleh karena itu keterlibatan orang tua dalam mendukung sukses anak menuntut ilmu di sekolah merupakan kewajiban. Untuk menjadi pendidik yang baik, orang tua mesti menghiasi dirinya dengan keshalihan. Peran penting orang tua adalah membangun dan menyempurnakan kepribadian dan akhlak mulia pada anak. Untuk itu perlu sikap-sikap pendidik seperti sabar, lembut, dan kasih sayang.
Untuk melengkapi pendidikan anak di sekolah, orang tua mesti membangun jiwa anak sesuai pengarahan Nabi Muhammad saw.

Mengenal Metode Pembelajaran Al Qur'an Tilawati












    Telah banyak  lembaga pendidikan formal, Taman Pendidikan Al Quran telah membuktikan efektifitas dan kemudahan pembelajaran Al Quran metode Tilawati menuju bacaan tartil. Ada beberapa hal yang menyebabkan mereka menggunakan Tilawati :

 1. Buku Tilawati disusun oleh para aktifis pengerak pendidikan Al Quran di Taman Pendidikan Al Quran (TPQ) dan sekolah formal di Indonesia
2. Buku Tilawati diajar dengan menggunakan standart lagu rost dari jilid 1 s.d. jilid 6 dan menggunakan lagu nahawan untuk pengembangan
3. Buku Tilawati dilengkapi media pembelajaran lainnya yaitu peraga, kaset lagu rost, dan vidio teknik pembelajaran
4. Buku menerapkan strategi pembelajaran klasikal dan individual secara seimbang dan proporsinal sehingga:
a. Proses belajar mengajar menjadi efektif dan efisien
b. Pembelajaan menjadi mudah dan menyenangkan
c. Pengelolaan santri menjadi lebih tertib
d. Target pembelajaran menjadi lebih mudah terpenuhi
QUALITY ASSURANCE
Tartil Baca Al Quran, dengan indikator keberhasilan:

1. Terbiasa baca Al Quran dengan tartil

2. Peka terhadap bacaan Al Quran yang salah

STANDARISASI MUTU
NILAI-NILAI MUTU TERPADU (TQM)
1. Kualitas yang diarahkan pada pengguna
2. Perbaikan berkelanjutan (continuous improvement)
3. Perbaikan sedikit demi sedikit (step by step improvement)
4. Partisipasi total
5. Perubahan kultur (change of culture)
6. Cepat-tanggap
7. Pengukuran
8. Manajemen berbasis fakta
9. Pengembangan kemitraan

STANDARISASI MUTU TILAWATI
1. Standarisasi Guru
ü Tartil Membaca AL Quran
ü Menguasai Lagu Rost
ü Menguasai Strategi Pengajaran Tilawati
2. Standarisasi Strategi Pengajaran
ü Klasikal-Individual
ü Seimbang dan Proprsional
3. Standarisasi Munaqosyah
ü Kenaikan Halaman
ü Kenaikan Jilid
ü Al Quran
4. Standarisasi Pembinaan
ü Baca Al Quran
ü Strategi Pengajaran
ü Munaqosyah
5. Standarisasi Ketuntasan Hasil Belajar
ü Individual 70 %
ü Kelompok 80 %
6. Standarisasi Ketuntasan Waktu Belajar
ü Jilid 24 bulan
ü Al Quran 18 bulan


MEDIA BELAJAR TILAWATI
penerbit Tilawati melengkapi dengan berbagai media belajar untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. Media belajar tersebut meliputi:
1. Buku Tilawati Jilid 1 s.d. jilid 6
2. Buku Tilawati edisi Dewasa/Orang Tua
3. Peraga Tilawati jilid 1 s.d. jilid 5
4. Kaset Lagu Rost Tilawati Jilid 1 s.d. jilid 5
5. MP3 Lagu Rost Tilawati Jilid 1 s.d. jilid 5
6. VCD Pembelajaran Tilawati

Pondok Pesantren Gading Mangu Perak Jombang

Pondok Pesantren Gading Mangu merupakan salah satu pusat pendidikan agama Islam terbesar di Indonesia, yang menekankan pada pengajaran Al Quran & Al Hadist dan pembentukan akhlakul karimah generasi muda. Pondok Pesantren ini beralamat di desa Gading Mangu Perak Jombang Propinsi Jawa Timur. Lokasinya hanya 400 meter masuk ke utara pasar Jeruk Kecamatan Perak Kabupaten Jombang.

Disamping mendidik generasi muda menjadi mubaligh dan mubalighot handal yang menguasai ilmu Quran dan Hadist serta berakhlak mulia, Pondok Pesantren Gading Mangu sekaligus membina para santrinya agar mempunyai intelektualitas tinggi dan berwawasan global. Karena pondok pesantren ini ditunjang dengan sekolah umum tingkat SMP, SMU dan SMK di bawah pengelolaan Yayasan Budi Utomo.

Pondok Pesantren Gading Mangu saat ini menampung sebanyak 3.500 (tiga ribu lima ratus) siswa terbagi atas 1950 (seribu sembilan ratus lima puluh) santri putra dan 1.550 (seribu lima ratus lima puluh) santri putri berasal dari berbagai daerah di seluruh penjuru Indonesia. Dari jumlah santri tersebut sebanyak 1.139 orang sekolah di SMU Budi Utomo, 917 orang duduk di bangku SMK Budi Utomo dan 806 orang menjadi siswa SMP Budi Utomo.

Keuntungan sistem pendidikan terpadu ini antara lain:
  1. Dalam kurun waktu yang sama siswa bisa menjadi mubaligh atau mubalighot dan menguasai / khatam Quran dan Hadist, sekaligus lulus pendidikan umum SMP, SMU atau SMK.
  2. Biaya pendidikan relatif lebih efisien karena lokasi pondok pesantren menyatu dengan sekolah, tidak perlu biaya transport tambahan. Sedang biaya pemondokan total hanya Rp 190.000,- (seratus sembilan puluh ribu rupiah) per bulan sudah termasuk uang makan.
  3. Karena kegiatan sekolah dan pondok yang ketat maka siswa dituntut hidup disiplin, tidak ada waktu luang untuk kegiatan sia-sia; seperti keluyuran, nonton TV dan main game secara berlebihan, dugem dan aktivitas lain yang menjurus pada pelanggaran hukum dan aturan agama.
  4. Karena siswa Pondok Pesantren ini berasal dari berbagai daerah di Indonesia, maka secara langsung setiap siswa akan saling mengenal dan lebih memahami budaya, geografis dan adat istiadat berbagai etnis bangsa Indonesia

Pondok Pesantren Gading Mangu yang mulai beroperasi tahun 1952 ini memiliki fasilitas antara lain gedung asrama putri, gedung asrama putra, aula, wisma tamu, dapur umum dan pusat kegiatan siswa yaitu Masjid Baitul Antiq yang diresmikan oleh Bupati Jombang H. Soewoto Adiwibowo pada tanggal 7 Januari 1997.


 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Gedung asrama putri dan Masjid Baitul Antiq di Pondok pesantren Gading Mangu 1

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Gedung asrama putra di Pondok Pesantren Gading Mangu 1 Perak Jombang

 
 
 
 
 
 
 
Ruang makan siswa dan kantin tempat siswa hangout di waktu luang
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Program Pendidikan di Pondok Pesantren Gading Mangu meliputi:

Pendidikan Agama
  • Quran; bacaan, terjemahan, dan tafsir
  • Hadist Himpunan
  • Faroidh; hukum pembagian waris
  • Qiroatu Sab'ah
  • Nahwu shorof
  • Kutubu Sittah
Pendidikan Umum
  • Budi pekerti / Akhlakul Karimah
  • Wawasan kebangsaan
  • Olah raga dan Outbond
  • Kewirausahaan / Enterprenuership dan
  • Pengabdian Masyarakat


Pengajian khataman hadist Bukhari di Pondok Gading Mangu, diperuntukkan bagi siswa / siswi yang telah lulus mubaligh atau mualighot. Kelas khataman Bukhori ini diikuti kurang lebih 120 orang siswa laki-laki dan perempuan

 

Pondok Pesantren Gading Mangu 2

Mengantisipasi perkembangan jamaah Muslim di Indonesia Pondok Pesantren Gading Mangu pada tahun 2000 berkembang ke selatan bersebelahan dengan sekolah Budi Utomo dengan pusat kegiatan di Masjid Luhur Nur Hasan. Sekarang pondok pesantren ini diasuh oleh 140 (seratus empat puluh) guru dan dibantu oleh 135 orang petugas /pegawai.

Tampak ruang terbuka Pondok Pesantren Gading Mangu 2 yang dilingkupi gedung SMK Budi Utomo, Gedung Serbaguna dan Masjid Luhur Nur Hasan. Ruang terbuka ini juga berfungsi sebagai lapangan olah raga dan tempat parkir bagi para pengunjung pondok pesantren.

Di belakang gedung SMK adalah gedung pondok pesantren Gading Mangu 2 yang terdiri dari; asrama putra, ruang belajar mengajar, perpustakaan, wisma tamu, dapur dan ruang makan.


 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Tampak gedung SMP Budi Utomo dan tempat wudhu berada di sebelah Masjid Luhur Nur Hasan


 
 
 
 
 
 
Para siswa Pondok Pesantren Gading Mangu berbaur dengan masyarakat desa melaksanakan salat berjamaah di Masjid Luhur Nur Hasan